NUMISMATIK adalah hobi mengumpulkan mata uang kertas dan logam
(koin), medali, dan benda-benda sejenis lainnya. Walaupun tak sepesat
dengan hobi filateli (mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya),
hobi numismatik cukup berkembang pula di Indonesia.
Benda-benda numismatik yang dikumpulkan oleh para kolektor bukan
hanya berasal dari Indonesia. Banyak koleksi numismatik dari mancanegara
yang juga sering menjadi barang buruan. Sejumlah uang kertas dari
negara-negara kecil di benua Amerika, negara-negara pecahan Uni Soviet,
uang aneh, dan uang peringatan, tak luput menjadi incaran para
numismatis Indonesia.
Sekitar tahun1994 di Jakarta beredar uang kertas pecahan satu juta
dolar AS. Waktu itu timbul pertanyaan di kalangan numismatis (sebutan
untuk mereka yang mempunyai hobi numismatic), apakah uang tersebut palsu
dan mengapa nilai nominalnya begitu besar?
Beberapa waktu kemudian pertanyaan tersebut baru terjawab. Rupanya
uang bernilai mahabesar itu disebut uang fantasi atau uang impian (dream
money). Artinya, itu bukan uang beneran, tapi uang khayalan. Tujuan
utama dikeluarkannya uang tersebut adalah untuk konsumsi para kolektor
uang di seluruh dunia atau untuk cenderamata.
Uang fantasi bukanlah uang resmi yang diterbitkan pemerintah AS.
Karena bersifat bo’ong-bo’ongan sudah terang uang tersebut tidak bisa
digunakan untuk bertransaksi.
Bila diamati sekilas, memang uang tersebut mirip dolar sungguhan yang
dikeluarkan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve). Adanya cetakan
timbul dan warna yang mengkilap, memberi kesan uang itu benar-benar
asli. Apalagi ditandai berbagai atribut uang resmi, seperti gambar muka,
gambar belakang, nomor seri, dan tanda tangan pejabat. Namun “rahasia”
uang tersebut terletak di bagian belakang. Secara jelas terpampang
tulisan non-negotiable (tidak dapat dipertukarkan) dan di bawahnya
dikatakan uang tersebut merupakan “sertifikat impian orang-orang AS”.
Yang lebih meyakinkannya sebagai dollar sungguhan adalah uang fantasi
itu dilengkapi sertifikat keaslian (certificate of authenticity) di
atas secarik kertas. Menurut sertifikat tersebut uang fantasi dirancang
dan dicetak oleh The American Bank Note Company tahun 1988 untuk The
International Association of Millionaires (Asosiasi Jutawan
Internasional). Teknik pencetakan, warna, dan jenis kertas juga
diutarakan di dalamnya.
Uang unik itu merupakan edisi terbatas (limited edition) dari
sejumlah seri yang secara resmi dikeluarkan oleh Asosiasi Jutawan
Internasional. Keberadaan uang itu dilindungi hak cipta tahun 1990.
Untuk Memperdayai
Di samping dolar AS, pada tahun berikutnya beredar dolar Kanada dalam
nominal yang sama. Uang fantasi satu juta dolar AS dan Kanada sering
digunakan untuk memperdayai orang. Bahkan tidak jarang menimbulkan kisah
konyol. Sejumlah orang dikabarkan sering “berbaik hati” dengan cara
menukarkan uang dolar miliknya itu dengan uang rupiah. Banyak orang
terpedaya sehingga rugi mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 100 juta,
sebagaimana diberitakan sejumlah koran daerah.
Banyak orang juga kecewa karena uangnya tidak bisa ditukarkan di bank
atau money changer. “Kok uang asli tidak laku. Lihat saja ini
sertifikatnya,” ujar seorang bapak seperti diungkapkan seorang rekan
numismatis.
Sama seperti uang fantasi, uang-uang kertas dari Amerika Selatan juga
sering dipakai untuk menipu orang. Misalnya uang Brasil, Bolivia, dan
Argentina. Banyak orang diiming-imingi bahwa uang Brasil -demikian
popularnya – lebih tinggi nilainya daripada dolar AS.
Malah tumpukan uang Brasil pernah dipamerkan oleh seorang mantan
tentara dari Cileungsi sebagai “harta karun Bung Karno” tahun 2003 lalu.
Berita itu sempat menjadi liputan besar-besaran media cetak dan media
elektronik. Padahal uang Brasil itu dikeluarkan pada 1970-an, sementara
Bung Karno wafat persis pada 1970.
Brasil merupakan salah satu negara di Amerika Selatan yang paling
sering mendevaluasi mata uangnya. Karena itu nilai uang Brasil sangat
kecil. Perbandingannya dengan rupiah adalah 7 berbanding 1. Artinya
setiap 7 cruzeiro (satuan uang Brasil) waktu itu setara dengan Rp 1.
Karena sangat kecil, banyak bank dan money changer menolak penukaran
uang tersebut. Apalagi uang Brasil kurang populer di sini.
Berbeda di mata numismatis, uang Brasil – termasuk uang-uang dari
Amerika Selatan – mempunyai pesona tinggi. Kertasnya dipandang sangat
bagus, gambarnya sangat indah, dan warnanya sangat cemerlang
dibandingkan koleksi-koleksi sejenis dari banyak negara. Di negaranya
masing-masing, karena inflasi begitu tinggi dan kerap terjadi sepanjang
tahun, maka uang kertas mereka sering ditarik dari peredaran. Hampir
setiap tahun pemerintah setempat mencetak uang baru. Karena uang-uang
lamanya berlimpah ruah maka dijadikan komoditas ekspor untuk konsumsi
para numismatis dunia.
Uang Hitam
Ada lagi “harta karun” sebagaimana pernah dikatakan “harta karun Bung
Karno” tadi kepada pers, yakni uang Yugoslavia bernominal 5 miliar dan
10 miliar dinar. Dari pengamatan penulis, ternyata uang itu dikeluarkan
pada 1993 sewaktu Yugoslavia tercabik-cabik oleh perang saudara.
Akibatnya inflasi terus-menerus berlangsung di sana.
Meskipun nilai nominalnya sangat tinggi, namun nilai transaksinya
sangat kecil. Sulit memperoleh data konkret berapa kursnya dengan rupiah
atau dollar waktu itu. Namun sekadar perbandingan di penghujung 1992
negara tetangga Yugoslavia, yakni Polandia, menerbitkan uang kertas 2
juta zloty. Kalau dirupiahkan nilai 2 juta zloty sama dengan Rp 270.000.
Saat ini uang Yugoslavia tersebut termasuk benda numismatik yang
banyak diburu kolektor. Karena bernilai maha besar, maka uang Yugoslavia
sering dipakai menipu orang. Maka perlu kewaspadaan apabila menerima
uang asing atau uang aneh.
Begitu pula yang disebut “uang hitam”. Biasanya para pelaku penipuan
adalah orang-orang Afrika yang tengah berkunjung ke Indonesia. Modusnya
adalah menukarkan “uang hitam” itu dengan uang rupiah sungguhan. Konon
sesampainya di rumah, “uang hitam” tersebut akan berubah menjadi dolar
AS.
Menurut temuan polisi, uang itu berwarna hitam karena pengaruh bahan
kimia. Lalu dengan sedikit “ilmu sihir” para penipu itu berhasil
memperdayai calon korbannya. Nah, Anda perlu hati-hati bila bertemu
orang yang menawarkan uang-uang tersebut di atas. Apalagi bila
diembel-embeli “harta karun Bung Karno”. Jangan berpikir Anda bisa kaya
dengan cepat tanpa harus memeras keringat.
Kamis, 04 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar